Urutan Vaksin Pada Kucing

Sebagai pemilik kucing (cat owner), menjaga kesehatan hewan peliharaan adalah prioritas utama. Salah satu cara paling efektif untuk melindungi kucing kesayangan dari berbagai penyakit mematikan adalah melalui vaksinasi yang tepat dan teratur.

Berdasarkan penjelasan dari drh. Sobat Satwa, berikut adalah panduan lengkap mengenai syarat, jenis, dan jadwal vaksinasi yang perlu Anda ketahui.

1. Syarat Sebelum Vaksinasi

Sebelum membawa kucing Anda ke dokter hewan untuk disuntik, ada dua syarat kondisi fisik yang harus dipenuhi agar vaksin dapat bekerja efektif:

  • Usia: Vaksinasi pertama kali dapat dimulai saat kucing menginjak usia 8 minggu (2 bulan).
  • Berat Badan: Kucing wajib memiliki berat badan minimal 1 kg.
    • Catatan: Pada umumnya, anak kucing (kitten) baru mencapai berat 1 kg saat memasuki usia 3 bulan, sehingga banyak pemilik yang baru memulai vaksinasi di usia tersebut.

2. Tahapan dan Jenis Vaksin

Proses vaksinasi tidak dilakukan hanya sekali, melainkan bertahap untuk membangun kekebalan tubuh yang optimal. Berikut adalah urutannya:

Tahap Pertama: Vaksin F3 Ini adalah vaksin dasar yang diberikan saat kunjungan pertama. Vaksin F3 memberikan perlindungan terhadap tiga jenis penyakit utama:

  • Panleukopenia virus (sangat mematikan bagi kucing).
  • Calicivirus.
  • Rhinotracheitis (Herpes virus).

Tahap Kedua: Vaksin F4 (Satu Bulan Kemudian) Satu bulan setelah vaksin pertama, kucing harus kembali disuntik. Pada tahap ini, jenis vaksin ditingkatkan menjadi F4.

  • Kandungan: Sama dengan vaksin F3, namun dengan tambahan perlindungan terhadap bakteri Chlamydia.

Tahap Ketiga: Pengulangan atau Rabies (Satu Bulan Kemudian) Bulan berikutnya, jadwal vaksin berlanjut ke tahap ketiga. Dokter hewan biasanya akan menyarankan salah satu dari dua opsi:

  • Mengulang pemberian vaksin F4, atau
  • Langsung memberikan vaksin Rabies.

3. Vaksin Pengulangan (Booster) Tahunan

Setelah rangkaian vaksin dasar (awal) di atas selesai, tugas Anda belum berakhir. Kekebalan tubuh kucing perlu diperbarui secara berkala.

  • Jadwal: Dilakukan pengulangan satu tahun sekali.
  • Jenis Vaksin: Biasanya menggunakan kombinasi lengkap, yaitu F4 + Rabies.

Tips Tambahan: Pastikan kucing Anda dalam keadaan sehat, tidak demam, dan tidak sedang diare saat akan divaksinasi. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan langganan Anda untuk jadwal yang paling sesuai dengan kondisi kucing Anda.

Jadi yuk, vaksin di klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

dan berikut harga vaksinnya ya kak
Vaksin F3 Rp250.000
Vaksin F4 Rp350.000
Vaksin Rabies Rp170.000
Syarat vaksin :
Kucing dalam keadaan sehat, Umur minimal 2 Bulan, dan BB 1 kg.

Hubungi : http://wa.me/6281385603706
Email : sobatsatwadepok@gmail.com (untuk pertanyaan bisa ke email, pasti cepat dijawab)
Peta : Jl. Mahakam No.33, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417

Kembung atau Hamil atau Yang Lain?

Waspada Perut Kucing Membesar: Bukan Cuma Hamil, Bisa Jadi Gejala FIP!
Bagi para pemilik kucing, perut anabul yang tiba-tiba membesar seringkali dianggap sebagai tanda kehamilan atau sekadar masalah pencernaan seperti kembung. Namun, sebuah video dari kanal YouTube “Sobat Satwa” mengingatkan kita bahwa ada kondisi serius lain yang perlu diwaspadai: Feline Infectious Peritonitis (FIP).

Dalam video tersebut, dibahas kasus seekor kucing bernama Inul yang dibawa ke dokter hewan dengan keluhan lemas, tidak nafsu makan, dan perut yang membuncit. Awalnya, sang pemilik mungkin mengira kucingnya hamil.

Pemeriksaan Mengungkap Fakta Mengejutkan

Meskipun pemeriksaan fisik awal menunjukkan beberapa tanda normal, dokter hewan menemukan kejanggalan saat meraba perut Inul yang terasa kosong. Kecurigaan pun mengarah pada adanya penumpukan cairan abnormal di rongga perut.

Untuk memastikannya, tim medis melakukan prosedur pengambilan sampel cairan dari perut. Hasil tes Rivalta pada cairan tersebut menunjukkan hasil positif, yang menjadi indikator kuat adanya FIP tipe basah (wet FIP).

Apa itu FIP?

Feline Infectious Peritonitis adalah penyakit virus yang fatal pada kucing dan disebabkan oleh Feline Coronavirus (FCoV). Pada FIP tipe basah, gejala utamanya adalah penumpukan cairan di rongga perut atau dada, yang menyebabkan perut kucing terlihat buncit dan sesak napas.

Kasus Inul menjadi pengingat penting bagi para pemilik hewan untuk tidak meremehkan perubahan fisik pada kucing kesayangan. Jika kucing Anda menunjukkan gejala perut membesar yang disertai lemas dan kehilangan nafsu makan, segera konsultasikan ke dokter hewan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan sedini mungkin.

Jika sudah parah, kamu harus bawa ke klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

Hubungi : http://wa.me/6281385603706
Email : sobatsatwadepok@gmail.com (untuk pertanyaan bisa ke email, pasti cepat dijawab)
Peta : Jl. Mahakam No.33, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417

Mengenal Hernia Diafragmatika pada Kucing: Kondisi Serius yang Mengancam Pernapasan

Bagi para pemilik kucing, melihat hewan kesayangan kita aktif dan sehat adalah sebuah kebahagiaan. Namun, ada beberapa kondisi medis serius yang bisa datang tanpa diduga, salah satunya adalah Hernia Diafragmatika. Seperti yang dialami oleh seekor kucing bernama Green dalam sebuah video yang beredar, kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

Lantas, apa sebenarnya hernia diafragmatika dan seberapa berbahayanya bagi kucing? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Hernia Diafragmatika?

Secara sederhana, diafragma adalah lapisan otot kuat yang berbentuk seperti kubah dan berfungsi sebagai dinding pemisah antara rongga dada (tempat jantung dan paru-paru berada) dengan rongga perut (tempat lambung, usus, dan hati). Diafragma memiliki peran krusial dalam proses pernapasan.

Hernia Diafragmatika adalah kondisi di mana terjadi robekan atau lubang pada otot diafragma. Robekan ini menciptakan celah yang memungkinkan organ-organ dari perut, seperti usus, lambung, atau bahkan hati, untuk masuk ke dalam rongga dada.

Ketika organ perut ini berpindah ke rongga dada, mereka akan menekan paru-paru dan jantung. Akibatnya, paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna, menyebabkan kucing kesulitan bernapas secara signifikan.

Penyebab Utama Hernia Diafragmatika

Trauma Akibat Benda Tumpul (Penyebab Paling Umum): Ini adalah penyebab paling sering. Benturan keras yang tiba-tiba pada area perut dapat meningkatkan tekanan secara drastis dan menyebabkan otot diafragma robek. Contoh trauma yang sering terjadi antara lain:

  • Tertabrak kendaraan.
  • Jatuh dari ketinggian (misalnya dari pohon atau balkon apartemen).
  • Tendangan atau pukulan keras.
  • Serangan dari hewan yang lebih besar.

Cacat Bawaan Lahir (Kongenital): Meskipun lebih jarang, beberapa anak kucing dilahirkan dengan diafragma yang tidak terbentuk sempurna. Lubang yang sudah ada sejak lahir ini dapat menyebabkan organ perut masuk ke rongga dada seiring waktu.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Gejala hernia diafragmatika bisa bervariasi tergantung pada seberapa parah robekannya dan organ apa saja yang berpindah. Gejala yang paling umum dan harus segera diwaspadai adalah:

  • Kesulitan Bernapas: Ini adalah tanda paling jelas. Pernapasan kucing terlihat cepat, dangkal, dan terengah-engah.
  • Posisi Tubuh yang Aneh: Kucing mungkin enggan berbaring atau tidur miring karena posisi tersebut semakin menekan paru-parunya. Mereka sering kali duduk atau berdiri dengan siku sedikit terbuka untuk memaksimalkan ruang dada.
  • Lemas dan Lesu: Akibat kekurangan oksigen dan rasa tidak nyaman, kucing akan kehilangan energi, tidak mau bermain, dan banyak diam.
  • Gusi atau Lidah Pucat/Kebiruan: Ini menandakan kekurangan oksigen yang parah (sianosis) dan merupakan tanda kondisi kritis.
  • Masalah Pencernaan: Muntah, diare, atau tidak nafsu makan bisa terjadi jika organ pencernaan terjepit.
  • Detak Jantung Tidak Teratur.

Diagnosis dan Penanganan Medis

Jika Anda mencurigai kucing Anda mengalami gejala di atas, jangan tunda untuk membawanya ke dokter hewan.

  • Diagnosis: Dokter hewan biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan mendengarkan suara napas dan jantung. Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan Rontgen (X-ray) pada bagian dada dan perut sangat diperlukan. Gambar Rontgen akan dengan jelas menunjukkan adanya organ perut di dalam rongga dada.
  • Penanganan: Satu-satunya cara untuk memperbaiki hernia diafragmatika adalah melalui tindakan operasi. Sebelum operasi, dokter akan fokus menstabilkan kondisi kucing, terutama pernapasannya, biasanya dengan memberikan terapi oksigen. Selama operasi, dokter bedah akan dengan hati-hati mengembalikan organ perut ke posisi semula dan kemudian menjahit robekan pada diafragma hingga tertutup rapat.

Kesimpulan

Hernia diafragmatika adalah kondisi yang sangat serius dan berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Trauma adalah penyebab utamanya, yang menggarisbawahi pentingnya menjaga keamanan kucing, terutama dengan tidak membiarkannya berkeliaran di luar rumah tanpa pengawasan.

Mengenali gejala gangguan pernapasan dan segera mencari pertolongan medis adalah kunci untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih besar bagi kucing kesayangan Anda. Kisah kucing seperti Green mengajarkan kita bahwa dengan diagnosis yang tepat dan penanganan bedah yang cepat, harapan untuk pulih selalu ada.

Jika sudah parah, kamu harus bawa ke klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

Hubungi : http://wa.me/6281385603706
Email : sobatsatwadepok@gmail.com (untuk pertanyaan bisa ke email, pasti cepat dijawab)
Peta : Jl. Mahakam No.33, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417

Kenapa Kucing Susah Pipis?

Penyakit kucing susah pipis itu namanya FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah kondisi umum pada kucing yang menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat dan rasa sakit. Penyebabnya bisa berupa infeksi atau penumpukan kristal di saluran kemih.

Berikut adalah ringkasan tentang penanganan & pencegahan FLUTD :

Penanganan:

  • Perawatan Medis: Jika kucing kesulitan buang air kecil, perlu dipasang kateter untuk menghilangkan sumbatan.
  • Perawatan Bedah: Pada kasus yang parah, dapat dilakukan operasi yang disebut perineal urethrostomy untuk melebarkan saluran kemih.

Pencegahan:

  • Pastikan kucing Anda memiliki akses air minum bersih setiap hari.
  • Kurangi asupan makanan tinggi protein, lemak, dan mineral, terutama untuk kucing berusia di atas lima hingga tujuh tahun.
  • Sediakan kotak pasir atau underpad yang bersih agar kucing tidak menahan kencing.

selengkapnya bisa tonton video youtube kami :

Jika sudah parah, kamu harus bawa ke klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

Hubungi : http://wa.me/6281385603706
Email : sobatsatwadepok@gmail.com (untuk pertanyaan bisa ke email, pasti cepat dijawab)
Peta : Jl. Mahakam No.33, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417

Feses Kucing Panduan Praktis untuk Pemilik untuk Kesehatan Kucing

Sebagai pemilik kucing, kamu mungkin sering mengabaikan hal-hal kecil, padahal ada satu aspek sederhana yang bisa menjadi kunci untuk memahami kesehatan anabulmu : feses mereka. Mengenali konsistensi dan perubahan pada kotoran kucing bukan hanya soal kebersihan, tapi juga alat deteksi dini untuk berbagai masalah kesehatan.

Mengenali Pesan dari Kotoran Kucing Anda

ada 7 skor feses kucing untuk mengetahui kesehatan, dari sangat keras hingga sangat cair. Memahami skala ini memungkinkan kamu mengidentifikasi apakah kucingmu mengalami sembelit, diare, atau memiliki pencernaan yang sehat.

Skor Konsistensi Feses Kucing:

  • Skor 1 (Sangat Keras dan Kering) : Feses berbentuk butiran kecil, keras, dan kering. Ini bisa menjadi tanda dehidrasi atau masalah diet.
  • Skor 2 (Keras dan Berbentuk Sosis) : Feses yang keras namun masih berbentuk, menyerupai sosis.
  • Skor 3 (Berbentuk Sosis dengan Retakan) : Feses berbentuk sosis dengan sedikit retakan di permukaannya.
  • Skor 4 (Halus dan Berbentuk Sosis) : Konsistensi ideal, feses halus dan berbentuk sosis.
  • Skor 5 (Gumpalan Lunak dengan Tepi Jelas) : Feses lunak yang masih memiliki bentuk gumpalan dengan tepi yang jelas.
  • Skor 6 (Gumpalan Lunak dengan Tepi Tidak Jelas) : Feses sangat lunak, hampir cair, dengan gumpalan yang tidak beraturan.
  • Skor 7 (Sangat Cair/Berair) : Feses sepenuhnya cair, tanpa bentuk padat sama sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsistensi Feses:

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi konsistensi feses kucing:

  • Masalah Diet : Asupan air yang tidak mencukupi, makanan yang tidak cocok, atau perubahan diet yang terlalu sering dapat menyebabkan masalah pencernaan.
  • Infeksi : Infeksi bakteri, virus, atau parasit seperti cacing dan protozoa adalah penyebab umum diare atau masalah feses lainnya.
  • Faktor Non-Infeksi : Anomali anatomi pada sistem pencernaan juga dapat berkontribusi pada masalah konsistensi feses.

Kapan Harus Mencari Bantuan Dokter Hewan?

Penting untuk mengetahui kapan harus mencari perhatian medis berdasarkan skor feses kucing Anda :

  • Skor 1 (Sangat Keras dan Kering) : Jika kondisi ini berlanjut atau kucing kesulitan buang air besar, kunjungan ke dokter hewan diperlukan. kamu bisa mencoba meningkatkan asupan air kucing di rumah terlebih dahulu.
  • Skor 4, 5, 6, atau 7 (Lunak hingga Sangat Cair) : Feses dengan konsistensi ini harus segera diperiksakan ke klinik, terutama jika berlangsung lebih dari satu atau dua hari. Skor 6 dan 7 sangat mengkhawatirkan dan seringkali menunjukkan infeksi bakteri, virus, atau parasit.

Memantau feses kucing kamu dapat membantu kamu mendeteksi masalah kesehatan sedini mungkin dan memastikan kucing kamu mendapatkan perawatan yang tepat waktu.

Jika sudah parah, kamu harus bawa ke klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

jika ingin tahu lebih lanjut, bisa lihat video ini ya

Jika ada tanda feses yang parah, kamu bisa cek di klinik Sobat Satwa, Sobat Satwa punya tim dokter hewan salah satu terbaik di depok.

Hubungi : http://wa.me/6281385603706
Email : sobatsatwadepok@gmail.com (untuk pertanyaan bisa ke email, pasti cepat dijawab)
Peta : Jl. Mahakam No.33, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417

Meownager & divisi suport sistem

Meow Meow Meow Meow Meow Meow Meow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow Meow.

Meow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow MeowMeow Meow Meow :

Admin dan Kasir 1 Andini

Halo saya, Andini Aulia, biasa dipanggil Dini. Saya Gen Z Loh heheh, saat ini tinggal di Kota Depok. Oh Iya saya masih kuliah, kuliah sambil kerja, hebatkan hehehe, kuliah di Unindra Jurusan Pendidikan Ekonomi

Saya bertugas sebagai admin serta kasir tapi tidak setiap hari. saya membalas chat WA sobat, dan juga mengirimkan invoice biaya pengobatan anabul sobat

Karena saya masih baru, maaf kalau masih kikuk dan pemalu, kalau Sobat sedang berada ke Klinik Sobat Satwa, jangan lupa sapa saya yaa.

Selain soal hewan, saya bisa ngobrol apa aja loh, dari K-Pop, Film Horor dan banyak hal lainnya! Boleh loh ngobrol soal itu hehehe

Jika mau kenal lebih dekat dengan saya, bisa tonton video youtube ini ya :

Pembasmian Kutu Kucing dan Anjing

Kutu sekalipun kecil, kalau menyerang kucing dan anjing bisa mematikan juga loh…….

Nah untuk mengetahui soal kutu bisa cek konten dibawah ya :

1. Perbedaan Kutu Manusia, Kutu Kucing dan Kutu Anjing narsum oleh Drh.Tantina.

Sobat setuju ya kutu itu hal yang menjengkelkan, apalagi kalau kutu menyerang anabul kesayangan kita. Bagi yang punya kucing serta anjing, pasti susah ya membedakan
antara, kutu bulu kucing dan kutu bulu anjing, apalagi kutu rambut manusia.
Untuk itu, Kami akan memberitahu informasi, soal perbedaan antara, kutu bulu kucing, kutu bulu anjing, dan kutu rambut manusia, simak pembahasannya bersama Drh.Tantina di video youtube kami dibawah ini ya

Perbedaan Kutu Manusia, Kutu Kucing dan Kutu Anjing

2. Kenapa Kutu Tidak Boleh Dipencet? narsum oleh Drh.Surkon

Sobat pasti suka greget lihat kutu pada anabul, dan segera ingin pencet tuh kutu, tahu tidak, kutu tidak boleh dipencet loh, Mengapa kutu ga boleh dipencet?
Nah untuk menjawab pertanyaan itu, simak pembahasannya bersama Drh.Sukron di video youtube kami dibawah ini ya

Kenapa Kutu Tidak Boleh Dipencet? narsum oleh Drh Surkon

3. Mengapa Kutu Kucing Bisa Mematikan untuk Kucing narsum oleh Drh.Tantina

Meski menjengkelkan, Sobat kadang menganggap remeh kutu pada kucing, walaupun kecil tapi bisa mematikan juga loh, mengapa kutu kucing bisa mematikan untuk kucing?
Nah untuk menjawab pertanyaan itu, simak pembahasannya bersama Drh.Tantina di video youtube kami dibawah ini ya

Mengapa Kutu Kucing Bisa Mematikan untuk Kucing

4. Mengapa Cuma Mandi Kutu ga Solutip? narsum oleh Drh.Rifqi

Sobat tentu berpikir, bahwa mandi kutu adalah solusi tepat untuk anabul, padahal gak cuma mandi kutu solusinya, Jadi harus apa dong?
Nah untuk itu sobat satwa menjelaskan hal ini, simak pembahasannya bersama Drh.Rifqi di video youtube kami dibawah ini ya

Mengapa Cuma Mandi Kutu ga Solutip?

5. Ciri Earmites Pada Kucing narsum Drh.Rifqi

Sobat penasaran melihat kucing garuk-garuk telinga, apalagi melihat telinga yang berkerak dan kotor pada kucing kesayang, jangan diangap remeh ya, kemungkinan itu earmites, ingin tahu lebih dalam soal earmites, simak pembahasannya bersama Drh.Rifqi di video youtube kami dibawah ini ya

Earmites Pada Kucing

Kasus Penyakit Gigi Yang Telah ditangain Klinik Sobat Satwa

Klinik Sobat Satwa Sudah menangani penyakit Kutu, berikut foto-foto sebelum dan setelah penanganan di Klinik Sobat Satwa :

Deep Miycosis
Feline Pediculosis

Tidak ada salahnya juga untuk melakukan kunjungan rutin ke Klinik Sobat Satwa untuk memeriksa kesehatan si kucing kesayangan dari kutu dan bisa konsultasi ke Wa Kami. Info lebih lanjut hubungi tim kami di Klinik Sobat Satwa

Paramedis Zahra

Halo saya, Zahra Afifah Eryanda, biasa dipanggil Zahra. Lahir di Kota Padang, Mei 2001 dan tinggal di Kota Pekanbaru. Saya saat ini tinggal di Kota Bogor. Oh Iya saya masih Freshgraduate dan memiliki gelar D3 paramedik Veteriner dari Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.

Saya bertugas di Sobat Satwa dari mulai memantau kondisi hari hewan kesayangan anda, meracik obat dan juga memberikan laporan harian kepada anda tentang keadaan anabul selama menjalani rawat inap di Sobat Satwa.

Saya juga yang membantu dokter dalam menangani pasien loh, jadi kalau sedang berada ke Klinik Sobat Satwa untuk mengecek kesehatan anabul kamu, jangan lupa sapa saya yaa.

Selain soal hewan, saya bisa ngobrol apa aja loh, dari K-Pop, Lawakan Garin dan banyak hal lainnya!

Jika mau kenal lebih dekat dengan saya, bisa tonton video youtube ini ya :